Pembuatan obat tradisional pada awalnya menggunakan cara-cara dan peralatan yang masih sederhana. Dengan berjalannya waktu, pengolahan sediaan herbal ini dilakukan dengan cara yang lebih praktis dan telah melalui uji klinis.
Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Dengan berkembangnya teknologi proses produksi, industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Saat ini, produk herbal dikelompokkan menjadi 4 jenis berdasarkan basis kimia modern, yaitu JAMU, HERBAL TERSATNDAR, FITOFARMAKA, dan NUTRACEUTICALS. Perbedaan dari 4 jenis obat herbal tersebut adalah :
1. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)
Jamu adalah racikan bahan alam yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.
Pada umumnya, jamu ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih.
Pada umumnya jamu tidak memerlukan uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk kesehatan.
2. Herbal Terstandar (Scientific Based Herbal Medicine)
Herbal terstandar adalah racikan bahan alam yang disajikan dalam bentuk ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pra-klinis seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)
Fitofarmaka merupakan racikan bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia.
Dengan uji klinis akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan produk herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan produk herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara klinis dan empiris.
4. Nutraceuticals (Nutrition and Pharmaceutical)
Stephen L. Defelice, M.D., 1989 (Chairman Of The Foundation For Innovation In Medicine) membuat suatu definisi mengenai Nutraceuticals, yaitu suatu substansi yang berasal dari makanan atau bagian dari makanan yang memiliki efektifitas dalam pengobatan atau kesehatan, termasuk untuk pencegahan dan mengobati penyakit.
Produk-produk tersebut dapat merupakan isolate nutrisi, supplement food, dan makanan yang diproses dengan teknologi, produk herbal, makanan proses seperti: sereal, sup dan berbagai minuman.
Nutraceuticals dibagi dalam 2 tipe, yaitu 'Potential Nutraceuticals' (belum didukung oleh data klinis) dan 'Established Nutraceuticals' (telah didukung oleh data klinis yang terbukti efektif untuk kesehatan).
Pembuatan produk Nutraceuticals dengan menggunakan bahan dasar makanan alami sehingga aman untuk tubuh manusia dan melalui proses pembuatan seperti produk farmasi/obat yaitu melalui tahapan yang panjang yaitu uji pra klinis, uji klinis (4 tahap) dan uji pasca pemasaran yang dapat membuktikan efikasi/efektifitasnya.
Proses uji klinis memerlukan waktu yang panjang dan dana yang sangat besar yang kurang lebih 500 juta US$. Selama uji klinis untuk obat-obatan, banyak yang dinyatakan tidak lolos uji dengan perbandingan 10.000 : 1 yang lolos uji.
Nutraceuticals merupakan tingkatan tertinggi produk suplemen alami, di atas suplemen yang telah beredar di masyarakat selama ini. Nutraceuticals bukanlah nutrisi biasa, karena terdiri dari banyak elemen yang terkandung dalam satu produk tertentu berdasarkan penggunaan nutrisi dalam level yang optimal (Optimal Daily Allowance/ODA)
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular. Nutraceuticals telah TERUJI dan TERBUKTI secara signifikan dapat membantu mempercepat proses pemulihan kondisi kesehatan pasien, karena sangat membantu efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan.
Karena itu, Nutraceuticals sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. Sebagai contoh pada kasus penyakit tertentu yang membutuhkan proses pengobatan hingga lebih dari 100 hari, maka dengan mengonsumsi produk Nutraceuticals proses pemulihan kondisi pasien hanya membutuhkan waktu sekitar 10 hari saja bahkan lebih cepat.
Semua Produk Nutrisi GREEN WOLRD adalah golongan Nutraceuticals (Established Nutraceuticals)
Prof.Li Deming PHD adalah Pendiri dan Pemilik sekaligus peneliti semua produk Green World |
Prof.Li Deming PHD merupakan Doktor, lulusan Universitas terkenal di dunia, Comell University, USA. Pernah menjabat sebagai doktor di University of Wisconsin, Amerika Serikat, saat ini merupakan pendiri Green World Group dan kepala pimpinan perencanaan strategi pengembangan Green World Group, telah memberikan kontribusi bagi Green World Group dalam hal inovasi, perkembangan dan penelitian. Dr.Li Deming, telah menerima sejumlah penghargaan kemajuan teknologi muktahir tingkat provinsi dan telah memperoleh sejumlah hak paten nasional.
Pernah menjabat sebagai anggota peneliti di lembaga penelitian di Michigan dalam melakukan penelitian anti kanker, anti AIDS serta pemfiltteran bakteri. Sebagai General Manager perusahaan farmasi, Hawaii Pasifik, yang bertempat di China.
Dr.Li Deming terpilih menjadi Wakil Presiden Asosiasi Makanan Kesehatan China. Dr.Li Deming dipilih sebagai profesor dan konsultan senior di lembaga penelitian mikrobiologi di Universitas Cornell, Amerika. Dr.Li Deming dipilih sebagai profesor dan konsultan senior di Universitas Pertanian Nanjing, China. Saat ini beliau menjabat sebagai presiden direktur di perusahaan Green World Group.